LSIP
Oleh : Lembaga Studi dan Informasi Pendidikan

A. Latar Belakang
Terjadinya kenaikan harga BBM mendorong meningkatnya biaya produksi yang berdampak naiknya harga-harga, turunnya daya beli masyarakat, bertambahnya pengangguran, dan semakin meningkatnya jumlah penduduk miskin. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan lapangan kerja lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja sehingga terjadi pengangguran yang berdampak terhadap terjadinya kemiskinan.
Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, maka salah satu upaya untuk mengatasi semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin adalah dengan memberdayakan masyarakat menjadi wirausaha melalui pengembangan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah (UMKM).
Jumlah UMKM di Kota Palu pada Tahun 2005 sebanyak 3.208 UMKM, dan sampai dengan Tahun 2009 sebanyak 12.323 UMKM. Perkembangannya sebanyak 1.486 UMKM dari tahun 2008, yang terdiri dari sektor Industri, Perdagangan, aneka jasa, pertanian, perikanan, peternakan. Sedangkan Jumlah penyerapan tenaga kerja UMKM pada Tahun 2005 sebanyak 5.787 orang Tenaga Kerja dan sampai dengan Tahun 2009 untuk posisi Bulan Maret 2009 sebanyak 10.295 orang Tenaga Kerja, perkembangannya sebanyak 4.508 orang Tenaga Kerja, naik 43,8% atau rata-rata kenaikannya sebesar 8,7% per Tahun.


Salah satu UMKM itu adalah yang bergerak dibidang wirausaha tenun ikat Sarung Donggala. Sarung Donggala merupakan kerajinan tradisional masyarakat Donggala yang sangat populer, bukan hanya dikalangan masyarakat Sulawesi Tengah namun juga hingga daerah lainnya, kerajinan ini telah secara turun temurun diwariskan masyarakat setempat. Sarung tenunan tradisional ini sangat istimewa, dibuat dari bahan serat sutera alami yang dibuat dalam berbagai warna dan motif yang sangat menarik dan khas. Ditenun oleh tangan-tangan terampil perempuan di desa-desa di wilayah Donggala dengan menggunakan alat tradisional yang dalam bahasa setempat disebut balida.
Untuk melestarikan budaya ini, Pemerintah Kabupaten Donggala, telah menerbitkan peraturan daerah tentang tenun Donggala. Namun yang terpenting adalah mempromosikan produk kerajinan ini dan membuka pasar yang lebih luas. Disinilah urgensi kegiatan ini penting untuk dilaksanakan.

B. Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama “Pengembangan Wirausaha Tenun Ikat Sarung Donggala Pada Dusun Tertinggal Kota Palu” yang dilaksanakan oleh Lembaga Studi dan Informasi Pendidikan (LSIP) dengan bentuk kegiatan sebagai berikut :
1. Sosialisasi Kegiatan.
2. Pelatihan Pengembangan Tenun Ikat Sarung Donggala.
3. Penyusunan Rekomendasi dan Tindak Lanjut.
4. Pelaporan

C. Strategi Pelaksanaan
Strategi umum digunakan untuk mencapai tujuan pengembangan kewirausahaan melalui kegiatan ini antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan
Untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan dilakukan pengembangan kewirausahaan bagi para pengusaha dan calon pengusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan terutama melalui peningkatan etos kerja, kreativitas dan inovasi, produktivitas, kemampuan membuat keputusan dan mengambil risiko, serta kerjasama yang saling menguntungkan dan dengan menerapkan etika bisnis;
2. Membudayakan kewirausahaan
Membudayakan kewirausahaan dengan mengarahkan wirausaha kepada kegiatan ekonomi yang rasional, menguntungkan, berkelanjutan, dan dapat ditiru oleh masyarakat. Langkah untuk pencapaiannya dilakukan melalui:
3. Memberdayakan sumber daya
Mendayagunakan sumberdaya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, baik yang ada Instansi yang terkait maupun pada masyarakat.
4. Memberdayakan Lembaga Keuangan Mikro
Dalam upaya mempermudah akses calon wirausaha baru terhadap sumber-sumber permodalan untuk modal kerja, sebaiknya lembaga keuangan mikro dan koperasi simpan pinjam diberdayakan. Dengan tersebarnya koperasi-koperasi diharapkan kesulitan permodalan yang dihadapi oleh wirausaha. Oleh karena itu lembaga keuangan mikro perlu diberdayakan agar lebih mampu melayani calon anggota, dan anggotanya.

D. Tujuan Pelaksanaan
Tujuan Pengembangan Wirausaha Tenin Ikat Sarung Donggala Pada Dusun Tertinggal Kota Palu ini sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan bagi para pengusaha dan calon pengusaha Tenin Ikat Sarung Donggala.
2. Membudayakan kewirausahaan dengan mengarahkan wirausaha kepada kegiatan ekonomi yang menguntungkan dan berkelanjutan.
3. Mendayagunakan sumberdaya yang tersedia, baik yang ada Instansi yang terkait maupun pada masyarakat.

E. Metode Forum Kegiatan

Sebuah forum akan sangat efektif bila didukung dengan pengelolaan yang baik dan terencana dalam pelaksanaannya. Forum tersebut bisa berjalan seperti yang diharapkan apabila memenuhi hal-hal berikut: 1. Penataan ruang yang mendukung jalannya materi. 2. Pengkondisian forum (peserta) telah dijalankan sesuai rencana. 3. Kemampuan pemandu/ pemateri dalam mengendalikan arah dan semangat forum (peserta). 4. Dari peserta sendiri mampu menunjukkan etika yang disarankan dalam sebuah forum.
Metode Penyampaian Materi dilakukan dengan cara Discussioan or Conference Method, yakni mengawali dengan sebuah pertanyaan yang merangsang minat peserta untuk berpikir. Pada saat yang bersamaan, pemateri langsung memantau tingkat pemahaman peserta terhadap materi.
Metode itu dipadukan dengan Demonstration, cara ini dilakukan sebagai tindak lanjut sebuah prosedur untuk mensimulasikan materi agar peserta benar-benar melihat bentuk pelaksanaannya.

F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Kegiatan direncanakan pada bulan Desember 2010 di Aula Hotel Rama Palu.

G. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini berjumlah sekitar 50 orang yang terdiri dari unsur :
1. Pemerintah Daerah Kota Palu dan Donggala.
2. Produsen Tenun Ikat Sarung Donggala.
3. Distributor/Penjual Tenun Ikat Sarung Donggala.
4. Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (Koperasi).
5. Lembaga Swadaya Masyarakat terkait.
6. Pemerintah Kelurahan (RT / RW) terkait.
7. Masyarakat Umum.

H. Penutup
Demikian Term Of Reference ini dibuat untuk memberikan gamabaran umum tentang kegiatan yang dimaksud.

0 komentar:

Posting Komentar